Senin, 18 Februari 2008

Jawa Pos : SDIT At-Tibyan Silaturrahim ke Konjen Tiongkok


SURABAYA - Bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) At-Tibyan bersilaturrahmi ke Kosulat Jenderal (Konjen) Tiongkok di Surabaya kemarin.

Konjen Fu Shuigen dengan antusias menyambut 25 siswa berseragam biru kotak-kotak itu. Dalam sambutannya dia berharap agar anak-anak itu kelak ada yang jadi duta besar. "Kerjasama antara Tiongkok dan Indonesia, khususnya di wilayah Surabaya, adalah di bidang pendidikan dan kebudayaan," kata Fu.

Misalnya, mengadakan pertukaran pelajar antara Surabaya dan Beijing. "Kami juga ingin berpartisipasi dalam Festival Seni Surabaya (FSS, Red.)," lanjutnya.

Dalam acara yang berlangsung kekeluargaan itu, Atase Pendidikan Konjen Tiongkok, Xu Lian, mempresentasikan ragam kebudayaan Tiongkok dengan LCD yang dipantulkan ke layar lebar. Misalnya, perayaan tahun baru Imlek, Cap Go Meh (15 bulan perdamaian), Opera Beijing, pusat perahu, pesta malam, sampai kehidupan umat Islam di Tiongkok yang berjumlah 29 juta orang.

Salah seorang siswa kelas II, Fahmi Ahmad mengajukan pertanyaan pada Fu Shuigen. "Kalau mau jadi duta besar harus pintar apa saja?" katanya. "Yang penting harus bisa bahasa Inggris atau bahasa asing lain," jawan Konjen dengan semangat.

Kunjungan itu diakhiri dengan lagu Ching Ai (Selalu Ingat) yang dinyanyikan para siswa dalam bahasa aslinya, Mandarin. "Kami memilih berkunjung ke Konjen Tiongkok karena tertarik pada kebudayaan mereka. Misalnya, barongsai dan warna kesukaan mereka yang serba merah," kata Kepala Sekolah At-Tibyan, Sony Sulaksono.

Selain itu, karena Konsulat itu baru diresmikan pada November 2006 lalu. Humas At-Tibyan, Dhian Satria Yudha, menambahkan kegiatan bertema Profesian Day itu dilakukan tiap tahun. Para guru sekolah di kawasan Kenjeran itu ingin agar siswanya mengenal lebih dekat berbagai profesi, termasuk Konsulat Jenderal. "Kami juga akan menjalin kerjasama dalam pendidikan, seperti pertukaran guru, kurikulum, dan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar," kata Dhian. (ita/cfu)

Tidak ada komentar: