Rabu, 10 Februari 2010

At Tibyan Student Enrollment 2010-2011

Telah dibuka pendaftaran siswa baru At Tibyan tahun ajaran 2010-2011


Formulir Pendaftaran : Rp 75.000,- (SD)
Rp 150.000,- (PG dan TK)

Infaq Gedung FEB-MAR '10 : Rp 1.500.000,- (gelombang II)
Infaq gedung APR-MAY '10 : Rp 2.000.000,- (gelombang III)
Infaq Gedung JUN-JUL'10 : Rp 2.500.000,- (gelombang III)
Seragam : Rp 600.000,- (PG dan TK) - 4 setel seragam
Rp 750.000,- (SD) - 5 setel seragam

For further information, contact us now...

At Tibyan Care Line (031-51500066,70128666,60636312)

Selasa, 09 Februari 2010

Seminar "Membentuk Generasi Robbani dari Sudut Pandang Psikologi dan Kesehatan"



Pendidikan kepada anak-anak tidak hanya melibatkan pemberian pelajaran dan pengetahuan-pengetahuan baru kepada mereka sehingga menjadi anak yang cerdas, namun hal penting yang tidak boleh dikesampingkan yaitu kesehatan buah hati kita tersebut dan mentalitasnya dalam menghadapi segala hal dalam hidup ini. Untuk itulah Sekolah Islam Terpadu At Tibyan mengadakan Seminar Kesehatan dan Psikologi anak. Seminar ini diadakan pada tanggal 16 Januari 2010 yang diikuti oleh sebagian besar orang tua dari siswa-siswi Sekolah Islam Terpadu At Tibyan.

Seminar interaktif ini dipandu oleh dr Rulik Rufiati, Sp A (Dokter Anak RS Haji Surabaya) dan Nindia Nurmayasari, S. Psi. (Psikolog Anak).

Senin, 18 Februari 2008

Jawa Pos : SDIT At-Tibyan Silaturrahim ke Konjen Tiongkok


SURABAYA - Bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) At-Tibyan bersilaturrahmi ke Kosulat Jenderal (Konjen) Tiongkok di Surabaya kemarin.

Konjen Fu Shuigen dengan antusias menyambut 25 siswa berseragam biru kotak-kotak itu. Dalam sambutannya dia berharap agar anak-anak itu kelak ada yang jadi duta besar. "Kerjasama antara Tiongkok dan Indonesia, khususnya di wilayah Surabaya, adalah di bidang pendidikan dan kebudayaan," kata Fu.

Misalnya, mengadakan pertukaran pelajar antara Surabaya dan Beijing. "Kami juga ingin berpartisipasi dalam Festival Seni Surabaya (FSS, Red.)," lanjutnya.

Dalam acara yang berlangsung kekeluargaan itu, Atase Pendidikan Konjen Tiongkok, Xu Lian, mempresentasikan ragam kebudayaan Tiongkok dengan LCD yang dipantulkan ke layar lebar. Misalnya, perayaan tahun baru Imlek, Cap Go Meh (15 bulan perdamaian), Opera Beijing, pusat perahu, pesta malam, sampai kehidupan umat Islam di Tiongkok yang berjumlah 29 juta orang.

Salah seorang siswa kelas II, Fahmi Ahmad mengajukan pertanyaan pada Fu Shuigen. "Kalau mau jadi duta besar harus pintar apa saja?" katanya. "Yang penting harus bisa bahasa Inggris atau bahasa asing lain," jawan Konjen dengan semangat.

Kunjungan itu diakhiri dengan lagu Ching Ai (Selalu Ingat) yang dinyanyikan para siswa dalam bahasa aslinya, Mandarin. "Kami memilih berkunjung ke Konjen Tiongkok karena tertarik pada kebudayaan mereka. Misalnya, barongsai dan warna kesukaan mereka yang serba merah," kata Kepala Sekolah At-Tibyan, Sony Sulaksono.

Selain itu, karena Konsulat itu baru diresmikan pada November 2006 lalu. Humas At-Tibyan, Dhian Satria Yudha, menambahkan kegiatan bertema Profesian Day itu dilakukan tiap tahun. Para guru sekolah di kawasan Kenjeran itu ingin agar siswanya mengenal lebih dekat berbagai profesi, termasuk Konsulat Jenderal. "Kami juga akan menjalin kerjasama dalam pendidikan, seperti pertukaran guru, kurikulum, dan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar," kata Dhian. (ita/cfu)

Detik dot Com : Imlek, Siswa SDIT At Tibyan Berkunjung Ke Konjen Cina


Jum'at, 08/02/2008 11:59 WIB
Imlek, Siswa SDIT At Tibyan Berkunjung Ke Konjen Cina
Pengirim: Humas At Tibyan - DetikSurabaya

Surabaya - Dalam Tahun Baru Imlek, siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) At Tibyan melakukan kegiatan yang mengacu pada peningkatan dan wawasan pendidikan.

Seperti yang dilakukan Rabu (6/2/2008) lalu, siswa SDIT At Tibyan melakukan kunjungan ke Konsulat Jenderal (Konjen) Cina di Jalan Mayjen Sungkono Surabaya.

Kunjungan itu juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, mengenalkan budaya-budaya Cina terhadap para siswa.

Kunjungan siswa SDIT At Tibyan ke Konjen Cina itu bertema Profesion Day. Baik siswa SD dan para guru mengenalkan profesi yang ada di masyarakat. Harapannya, agar siswa lebih meneladani dan bersemangat dalam belajar untuk emningkatkan prestasi.

Acara yang berlangsung harmonis dan bernuansa merah dan kekeluargaan tersebut dilakukan pertukaran cindera mata dan siswa SDIT At Tibyan, dengan menyanyikan lagu Ching Ai dengan berbahasa Cina. (agen2009@gmail.com) (fat/fat)

Seputar Indonesia : Siswa Islam Pelajari Tiongkok


Siswa Islam Pelajari Tiongkok
Kamis, 07/02/2008

SURABAYA (SINDO) - Sekitar 15 siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) At Tibyan mengunjungi konsulat jendral (konjen) Republik Rakyat Tiongkok. Mereka ingin melihat secara langsung kebiasaan masyarakat Tiongkok pada saat perayaan tahun baru Imlek.

”Gong chi fat choi, semoga tahun bari imlek bisa bermanfaat dan menambah keberuntungan,” ujar salah satu siswa SDIT At Tibyan Fahmi kepada salah seorang pegawai gedung Konjen Republik Rakyat Tiongkok di Jalan Mayjen Soengkono 15 Surabaya.

Ucapan itu, langsung disambut konsulat jendral Republik Rakyat Tiongkok Fu Shuigen dengan senyum. Maklum,wajah imut siswa SD At Tibyan membuat Fu Shuigen terharu.Beberapa saat kemudian, Fu Shuigen memberikan penjelasan tentang perayaan tahun baru imlek di Tiongkok.

Warna merah dan biru, kata Fu Shuigen, merupakan warna cerah yang dipercaya sebagai penyemangat warga Tiongkok ketika berubah tahun. ”Biasanya ada perayaan berupa tarian barongsai sampai pesta cap go meh yang semuanya diberi warna merah dan biru,”ungkap Fu Shuigen. Kepala sekolah SDIT At Tibyan Sony Sulaksono mengatakan, kunjungan ke konjen Tiongkok merupakan kali pertama dilakukan siswa SDIT At Tibyan.

Pihaknya ingin mempererat tali silaturrahmi sekaligus meneruskan kerjasama di bidang pendidikan serta menambah pengetahuan siswa terhadap peran konjen di sebuah negara. ”Kami percaya Tiongkok bisa bertahan dalam hantaman krisis ekonomi. Dari sana, kita ingin belajar dan menumbuhkan semangat.Terutama siswa dalam mengapai prestasi,” terang Sony.

Sementara itu, Atase Konjend Tiongkok Xu Lian me-nuturkan, saat ini Tiongkok sedang mempersiapkan diri menjadi negara maju dengan fasilitas teknologi.Tapi,keragaman budaya yang menjajdi ciri khas tidak bisa ditinggalkan. Di beberapa daerah, kata Xu Lian, terlihat perkembangan pesat teknologi.Terutama di kota Beijing. Sedangkan pengembangan ekonomi dipusatkan di kota Sanghai. ”Kami menjaga keseimbangan pengaruh teknologi dan mempertahankan budaya,” ujarnya. (aan haryono)